seni beladiri yang unik - capoeira

Capoeira saat ini telah menjadi suatu gaya hidup tersendiri di kalangan sebagian kaum muda di Indonesia. Capoeira adalah gabungan dari seni beladiri, musik, senam dan akrobatik. Olahraga beladiri yang secara awam mirip tarian ini, ternyata tengah digemari dan termasuk olahraga baru yang berkembang pesat di Indonesia. Tak heran banyak peminat mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa, orang kantoran hingga artis maupun pejabat di tanah air yang ingin mempelajarinya. Dari kalangan atas hingga kalangan menengah-bawah. Mereka melupakan perbedaan, bersatu menampilkan gerakan-gerakan indah capoeira.


Capoeira adalah seni bela diri tanpa senjata dari Brasil. Seni bela diri tersebut dikembangkan oleh para budak Afrika yang dibawa ke Brasil oleh bangsa Portugis pada tahun 1500-an. Sempat dilarang ketika perbudakan dihapuskan, karena diidentikkan dengan anti pemerintah.

Pada 1932 seseorang bernama Mestre bimba memperoleh izin untuk membuka sekolah capoeira, sesudah capoeira dipertontonkan di depan presiden. Sesudah itu capoeira berkembang, dan sekolah bela diri ini bermunculan di banyak tempat.

Seni bela diri ini mengandalkan kecerdikan para pemainnya. Gerakannya sendiri sangat dinamis, mulai dari seperti gerakan sejenis pencak silat, sampai gerakan akrobatik seperti kepala di bawah dan lomatan salto yang indah.

Di indonesia, capoeira mulai dikenal tahun 1990-an, ketika capoeirista (sebutan untuk para pencinta capoeira) dari mancanegara, memperlihatkan seni bela diri saat mereka berkunjung ke Indonesia. Beberapa warga Indonesia bahkan tak segan mengembangkan sendiri keterampilan capoeira mereka, baik dengan membaca buku panduan, maupun mencari informasi di internet, video, dan dokumen-dokumen lainnya.

Belakangan, Sinha Bahia de Capoeira International, organisasi nonprofit yang membuka sekolah capoeira, masuk ke Indonesia pada tahun 2003. Sebelumnya, institusi tersebut telah membuka sekolah serupa di Australia, Thailand, dan beberapa negara lainnya. Sejak saat itu, capoeira semakin dikenal di Tanah Air.

Apalagi setelah penyelenggaraan 1st Jakarta International Capoeira Festival (Capofest) di Plaza Semanggi mendapat sambutan publik di Indonesia beberapa tahun lalu.
Acara itu dimeriahkan dengan workshop mengenai capoeira, bazar, dan pergelaran musik yang biasa dipakai sebagai pengiring capoeira.



Seni olahraga ini mengglobal, antara lain lewat film Only the Strong (1993), yang diperankan oleh Mark Dacascos yang memikat kaum muda di Indonesia.
Awalnya, para pemuda meniruniru aksi Mark Dacascos. Mereka mencoba mencari tahu soal beladiri eksotik asal Brazil itu. Malah pada acara kumpul-kumpul sore, beberapa orang nekat melakukan gerakan-gerakan capoeira. Awalnya ngawur. Cuma lompat sini, lompat sana.

Kegandrungan kaum muda ini yang membuat Paul Andrew Stevens, anak muda berkebangsaan AS tetapi kelahiran Jakarta, tergerak hatinya untuk memberikan pelatihan Capoeira yang diperoleh dari salah satu perguruan di Australia. Kendati tidak langsung belajar dari negeri asal olahraga itu, Andrew panggilan akrabnya, telah memiliki lisensi sebagai instruktur Capoeira dari Grupo Bahia di Australia.
Minat dan kesadaran untuk menyebarluaskan olahraga ini di tanah air sangat tinggi. Berbekal ilmu selama empat tahun dan pengalaman mengajar selama tiga setengah tahun, membuat Andrew datang ke Indonesia awal Februari 2003. Andrew yang mendapat nama baptis Ratinho dari sang guru, Mestre Cicartis.
Walau lahir di Jakarta dan sempat belajar Bahasa Indonesia, tetap saja lelaki atletis ini mengaku kesulitan. Karena harus mengajar dengan menggunakan bahasa Indonesia, Inggris dan sedikit bahasa Portugis. Menurut saran seorang temannya, kalau mau belajar bahasa Indonesia harus sama orang Betawi bukan sama suku lain di Indonesia.

Alhasil, ia mulai bergaul dengan beberapa komunitas Betawi di Jakarta, ditambah bergaul dengan teman-teman yang bukan sesama “bule”. Akhirnya ia tidak lagi terhambat oleh masalah bahasa dalam pergaulan maupun kala memberikan pelatihan. Hingga kini, selain mengajar untuk umum di selatan Jakarta, ia juga mengajar beberapa klub ekspatriat dan sekolah perwakilan negara asingdi Jakarta.
Saat ini, anggota dari sekolah beladiri tersebut mencapai 200.000 di seluruh dunia dan di seluruh dunia dan telah menelurkan kurang lebih 100.000 instruktur terlatih. Setiap kenaikan tingkat, para murid tidak hanya diuji jurus-jurus beladiri, tetapi juga menari diiringi jimbe (perkusi) dan menyanyi.
Capoeira memang memanusiakan manusia! [HASKA]





Pengikut

two

one

bienvenido :)

bienvenido :)

bienvenido :)

bienvenido :)

date of mine


time of me

twitter of mine

visitors of mine

Flag Counter

bungbongbong

google translate

+Dapatkan Widget Ini
Diberdayakan oleh Blogger.